ips
Batu bara di daerah ini ditemukan oleh insinyur Belanda Willem Hendrik de Greve pada tahun 1868. Penambangan terbuka lalu dimulai pada tahun 1892 seiring dengan rampungnya pembangunan infrastruktur pendukung berupa rel kereta api untuk mengangkut batu bara dari tambang ini ke Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Sebelum Indonesia merdeka, produksi batu bara di tambang ini mencapai puncaknya pada tahun 1930, dengan total produksi mencapai lebih dari 620.000 ton. Produksi batu bara di Ombilin pun dapat memenuhi 90% dari total kebutuhan energi di seantero Hindia Belanda.[2]
JUMLAH PRODUKSI TAMBANG
Tambang Batu Bara Ombilin adalah bekas tambang batu bara di Kota Sawahlunto, tepatnya di lembah sempit di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra Barat, Indonesia. Letaknya sekitar 70 kilometer (43 mi) dari timur laut Kota Padang, ibu kota provinsi. Tambang ini dikenal sebagai situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara dan satu-satunya tambang batu bara bawah tanah di Indonesia. Tambang ini dimiliki.
JUMLAH CADANGAN TAMBANG
Pada 2008, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan sekitar 90,3 juta ton batu bara pembuat kokas, di antaranya 43 juta ton bisa ditambang.[10] Tambang ini menghasilkan sekitar 500.000 ton batu bara setiap tahunnya.[10] Pada tahun 2019, Bukit Asam menghentikan operasinya di Ombilin.
PERKIRAAN TAMBANG HABIS
Cadangan komoditas batu bara diperkirakan habis dalam 20 tahun mendatang apabila produksi batu bara setiap tahunnya terus mengalami naik.
Komentar
Posting Komentar